Thursday, December 15, 2011


Sistem informasi geografis (sig) dan penginderaan jarak jauh
Jurnal Aplikasi Teknologi Informasi di Bidang Budidaya dibuat untuk memenuhi tugas Teknologi Informatika....
Jurnal dapat dilihat di alamat berikut :))

Nah, ini resume jurnal yang sudah saya buat..... :))

Aplikasi Data Landsat dan Sistem informasi geografis untuk Potensi Lahan Tambak di Kabupaten Banyuwangi
Ely Parwati. Ita Carolita*) dan Iskandar Effendy**) *) PenelitiBi dang Pcmroscsan Data Saielit Cuaca **) Peneliti Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Teknologi informasi yang digunakan dalam aplikasinya di bidang budidaya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jarak Jauh. Aplikasi tersebut salah satunya dapat dimanfaatkan untuk evaluasi potensi lahan yang sesuai untuk budidaya tambak. Penelitian yang dilakukan di Kabuaten Banyuwangi menginformasikan tentang penggunaan lahan saat ini yang dapat diperoleh dari hasil analisi data inderaja, topografi/kemiringan lahan, jenis tanah dan iklim (curah hujan tahunan dan jumlah bulan kering. Evaluasi lahan menghasilkan 4 tingkat kesesuaian, yaitu:
1.  Sesuai
2.  Agak sesuai
3.  Kurang sesuai
4.  Tidak sesuai

Penelitian di Kabupaten Banyuwangi membahas tentang usaha pengembangan budidaya tambak dengan pemilihan lahan tambak yang sesuai untuk budidaya. Data perikanan dan tambak Kabupaten Banyuwangi menunjukkan dari kesembilan kecamatan yang memiliki pantai hanya enam kecamatan yang telah melakukan usaha budidaya tambak. Cara yang paling efisien dalam penentuan kesesuaian lahan tambak dalam mengembangkan usaha budidaya tambak itu sendiri adalah dengan menggunakan data penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
Penelitian tersebut menggunakan data penginderaan jarak jauh Landsat 7-ETM dengan resolusi spasial 30 x 30 meter denagn batas administrasi dan vektor jalan yang diperoleh dari Bakosurtanal mempakan data pendukung yang dijadikan acuan. Peta-pcta yang digunakan adalah 1) Peta Jenis Tanah, 2) Peta Kcmiringan Lcrcng yang diturunkan dan Peta Rnpa, Bumi dan 3) Peta Arahan Tataniang Tanaman Pcrtanian. Selain itu data curah hujan dan elevasi wilayah setempat mempakan data pendukung yang digunakan sebagai bahan evaluasi potensi sumbcrdaya lahan. Kegiatan ini digunakan perangkat lunak Er-Mapper untuk pcngolahan data inderaja Landsat. Pengolahan data GIS digunakan perangkat lunak Arc-View dan Arc-Info. Perangkat lunak Excel mempakan peralatan utama yang digunakan untuk pcngolahan data-data dalam bentuk tabular. Selain itu untuk pengecekan di lapangan digunakan pesawat GPS (Geo Positioning System) sebagai pengukur posisi lokasi di lapangan.
Pengolahan data inderaja Landsat dan Sistem Informasi Geografi tcrdiri dan beberapa tahap kegiatan, yaitu:
1.  Koreksi radiometris
Koreksi ini dilakukan untuk mcmperkccil kesalahan yang disebabkan oleh faktor awan dan atmosfe.
2.  Koreksi gcomctris
Kecengkungan bumi akan mcnghasilkan jarak antar titik menjadi tidak sama di selumh permukaan bumi. Koreksi geomctrik akan mem­perkecil kesalahan tcrscbut schingga jarak antar titik dapat mendekati bidang datar.
3.  Analisis visual
Kemampuan data inderaja Landsat dengan kombinasi kanal yang berbeda sangat berguna untuk kebutuhan analisis visual. Kombinasi kanal 4,5, dan 3 (4 untuk Red 5 untuk Green dan 3 untuk blue) akan menonjolkan mangrove di antara penutup lahan lainnya.
4.  Klasifikasi penutup lahan
Klasifikasi penutup lahan dilakukan secara digital, Tcknik klasifikasi yang digunakan adalah metode Supervised.
5.  Potensi lahan untuk tambak
Penentuan potensi lahan untuk tambak adalah dcngan menilai kualitas suatu lahan dengan persyaratan yang hams dipenuhi untuk pengembangan lahan tambak.

Hasil dan Pembahasan
Hasil yang didapatkan berdasarkan data yang diperolch dan pengolahan citra Landsat mcnggunakan mctodc klasifikasi, didapatkan gambaran bahwa pada tahun 2002 bcrhasil diidentifikasi 1680 hcktar tambak di kabupatcn Banyuwangi. Yang tcrluas tcrdapat di kecamatan Muncar (sckitar 664.65 hektar), kemudian di Wongsorejo (350.55 hektar), di Banyuwangi (217.17 hektar) dan di Rabat (150 hcktar). Mangrove scbagai salah satu sumbcr kckayaan pesisir (secara ekonomis dan ckologis) juga banyak tcrdapat di scpanjang pantai Kabupaten Banyuwangi dan tcrluas terdapat di Kecamatan Tegaldlimo (2306.02 hektar), Muncar (200 hcktar). Punvoharjo (460 hcktar). Pola curah hujan rata-rata bulanan di Kabupaten Banyuwangi berkisar antara 1011-3477 mm. Pola curah hujan bulanan maksimum 307,49 mm, curah hujan minimum 70,22 mm.
Kesesuaian tambak dari hasil yang diperoleh dari analisa SIG dapat menunjukkan lahan yang scsuai untuk pengembangan tambak berdasarkan parameter-parameter tersebut, Kelas kesesuaian lahan dimulai dengan kelas "Sesuai" karena tolak ukur yang digunakan tidak semua. Penggunaan lahan untuk tambak di kabupatcn Banyuwangi saat ini didominasi oleh penggunaan untuk sawah di daerah dengan topografi datar. Sedangkan di daerah dengan topografi tidak rata (lereng > 3 %) digunakan untuk perkebunan. Lahan yang masih dapat dibudidayakan untuk tambak adalah lahan terbuka, rumput dan semak. Lahan terbuka banyak terdapat di Kecamatan Wogsorejo dan Kecamatan Pesanggaran.
Topografi/kemiringan lahan cukup banyak lahan yang digunakan di Kabupatcn Banyuwangi yang dapat dikembangkan untuk tambak, yakni di sepanjang pesisir. Tctapi apabila dikaitkan dengan jenis tanah yang sesuai untuk tambak, maka lahan yang dapat dikembangkan untuk tambak saat ini menjadi tidak begitu luas. Jenis tanah di Kabupaten Bangtiwangi cukup beragam, mulai dan jenis tanah Andosol sampai Aluvial.
Bcsar Curah hujan di Kabupaten Banyuwangi berkisar dan 1400 mm sampai 3500 mm pertahunnya. Curah hujan cocok untuk tambak adalah yang besarnya antara 1000 mm sampai 2000 mm. Sedangkan jumlah bulan kering yang baik untuk tambak adalah 2 atau 3 bulan. Umumnya daerah yang mempunyai iklim seperti ini juga berada di daerah pesisir. Sementara di daerah upland curah hujan umumnya curah hujan tahunan lebih besar dari 2000 mm/tahun.


Kesimpulan
Hasil analisis mcnggunakan data inderaja dan SIG untuk evaluasi potensi lahan tambak di Kabupaten Banyuwangi mcnunjukkan adanya areal di tiga kccamaian yang masuk dalam kategori sesuai, yaitu Kecamatan Muncar, Rogojampi serta Pesanggaran.
Areal dcngan kategori agak sesuai ada di sckitar Kecamatan Srono, Cluring, Singqjuruh. Pesangaran, Banyuwangi, Glagah dan Kabat. Kelas dengan kategori kurang sesuai tcrdapat di hampir seluruh wilayah di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dikarenakan beberapa parameter tidak memenuhi persyaralan untuk tambak. tetapi parameter lopografi dan land use bclum merupakan faktor penghambat yang bcrat.
Daerah dengan kategori tidak sesuai ini banyak terdapat di upland, yakni di bagian utara Kabupaten Banyuwangi dan di sebelah barat Kabupaten Banyuwangi.


SUMBER :